BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

04 April 2010

Surat Dari Ayam - Renungan

Kepada yth:
Saudaraku yang terkasih
Manusia

Salam kasih saudaraku

Maafkan aku kalau tulisanku ini mengganggumu. Aku sendiri juga tidak yakin apakah benar menulis surat ini atau tidak. Tapi…. Kupikir, jika surat ini tidak pernah ada, mungkin tidak akan ada lagi kesempatan. Dengan tulisan ku yang berantakan ini, ha… ha.. kamu menyebutnya cakar ayam, semoga masih bisa terbaca, aku memberanikan diri.

Masih teringat, tiap pagi kau selalu telat bangun. Sulit sekali untukmu bangun pagi.. Sering kali kamu tidak sarapan. Langsung saja berangkat. Lihat saja, badanmu jadi kurus begitu. Tahukah kamu? Aku sangat sedih. Aku bertekad membuat sesuatu untukmu. Tiap pagi aku akan bangun pagi-pagi, aku akan teriak terus sampai kamu bangun. Sekarang mungkin kamu harus berjuang sendiri, maafkan aku.. aku tidak bisa lagi membangunkanmu.

Kata dokter, telurku banyak mengandung protein. Aku begitu bahagia bisa memberikan sesuatu dari diriku untukmu. Memang aku sulit sekali menerima ini, aku begitu sulit bertelur dengan harapan anakku dapat segera menetas. Tapi sepertinya harapan itu tidak akan pernah terwujud. Setidaknya aku bisa melihatmu sehat karena telurku. Aku tidak pernah menyesal, karena aku mengasihimu. Aku sangat mengasihimu.

Akhir-akhir ini aku merasa aneh, daging pada tubuhku terasa membengkak, terutama bagian pahaku. Aku mulai bertanya kapan aku terakhir fitness? Tapi rupanya itu bukan hasil fitnessku selama ini, kamu telah melakukan sesuatu padaku. Seingatku sering kali aku tertusuk jarum yang tajam. Setelah itu, terasa ada cairan yang masuk ke tubuhku. Pertama-tama ku kira dengan badanku seperti ini, kamu ingin aku jadi atlit binaraga, aku begitu bahagia, kamu beigitu memperhatikan aku. Ketika aku diangkut ke truk bersama teman-temanku, aku masih berpkiri aku akan pergi ikut turnamen binaraga. Aku begitu bahagia berpikir bisa membawa pulang piala buatmu, sampai aku sadar tempat apa yang kami tuju. Aku melihat teman-temanku sudah terkapar, darah mengucur dimana-mana, mereka sudah tidak bernyawa. Teriakanku tertahan, ini bukan gedung turnamen, ini adalah RUMAH JAGAL. Akhirnya aku mengerti, ternyata aku disuntik supaya dagingku besar, kamu akan menikmati dagingku. Tapi semua itu sudah terlambat. Aku takut sekali, aku ingin lari keluar tapi aku tidak bisa, aku tak berdaya.

Satu persatu temanku dimasukan ke sebuah alat yang besar, teriakan mereka begitu menyayat hati. Aku tahu pasti, sebentar lagi aku akan merasakannya. Aku heran, suara teriakan yang begitu keras, tidakkah itu menggangumu? Mungkin kamu tidak mendengarnya atau lebih tepatnya tidak MAU mendengarnya? Bukankah kita sama-sama makhluk ciptaan TUHAN? Bukankah dulu kita saling mengasihi? Kenapa kamu berubah begitu cepat? Apakah aku benar-benar tidak bermakna di matamu?

Waktuku sudah hampir habis, sebentar lagi akan tiba giliranku. Sudah tidak ada gunanya lagi aku bicara terlalu banyak. Ketika kamu membaca surat ini, aku sudah tidak ada didunia ini. Hmmm,,.. mungkin juga aku sudah berada diperutmu!

Tapi ada satu hal aku ingin sekali kamu tahu, bahwa aku masih mengasihimu… saudaraku. Aku doakan semoga kamu bisa hidup bahagia dengan kasih. Semoga pengorbananku ini bermakna bagimu. Aku masih terus menantikan hari dimana kita bisa hidup bersama. Saling mengasihi. Mungkinkah hari itu akan tiba?

Selamat tinggal saudaraku,

Yang mengasihimu,

Ayam

Image and video hosting by TinyPic